Housing-Estate.com, Jakarta – Selain penambahan armada, sterilisasi jalur busway diperlukan untuk memperpendek waktu tunggu Transjakarta. Untuk itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menginginkan ada revisi terhadap UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang memasukkan ekslusifitas jalur bus Transjakarta. Dalam undang-undang tersebut hanya kereta api yang mendapat jalur eksklusif.
Ilustrasi
“UU lalu lintas kita dulu belum memikirkan adanya jalur busway. Saya mau ini dibuat ekslusif seperti jalur kereta api, di undang-undang perkeretaapian sudah diatur jalur kereta adalah khusus dan tidak boleh dilalui kendaraan lain. Jadi kalau ada kecelakaan masinis tidak disalahkan, apa ada masinis yang dipenjara gara-gara kecelakaan di jalur kereta api?” ujar Ahok di Balaikota, Kamis (26/3).
Perlakuan khusus jalur busway ini akan menghindarkan supir Transjakarta dari pemidanaan apabila terjadi kecelakaan di jalur busway karena kesalahan pihak lain. Seperti kejadian belum lama ini, supir Transjakarta menjadi pihak yang disalahkan dalam kecelakaan di jalur busway. Kecelakaan tersebut melibatkan bus Transjakarta dengan motor yang nekat menerobos busway. Basuki mengaku sudah melayangkan surat kepada DPR dan Kementerian Perhubungan terkait dengan kebutuhan tentang revisi UU No. 22 Tahun 2009 itu.
Basuki juga meminta ke PT Transjakarta dan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta untuk meninggikan separator agar tidak ada lagi kendaraan lain menerobos jalur busway. Selain itu Pemprov DKI juga akan memasang kamera CCTV di jalur busway.
“Jalur busway akan kita buat ekslusif, kita tutup, pasang separator yang tinggi dan CCTV. Nggak boleh lagi ada yang masuk dan supirnya dilindungi seperti masinis kereta, baru terasa bedanya naik Transjakarta,” imbuhnya.
