Housing-Estate.com, Jakarta – Pasangan calon (paslon) gubernur DKI Jakarta (2017-2022) menawarkan program perumahan cukup menarik. Berbeda dengan paslon Anies Baswedan/Sandiaga Uno yang melontarkan program depe 0 persen, paslon Basuki Tjahaja Purnama/Djarot Saiful Didayat menawarkan empat skema pembangunan perumahan.
Dikutip dari laman resmi Ahok-Djarot, Jumat (7/4), pasangan petahana ini membagi program perumahannya dengan 4 kategori. Pertama, untuk masyarakat berpenghasilan maksimal Rp3 juta akan diberikan subsidi untuk hunian sewa hingga 80 persen. Kelas ini ibaratnya hanya membayar untuk pemeliharaan huniannya sekitar Rp300 ribu/bulan atau Rp450 ribu/bulan untuk hunian yang memiliki lift.
Kedua, konsepnya masih sama dengan diberi subsidi tapi kelas huniannya lebih tinggi dengan sewa Rp1,5 -2 juta/bulan. Kelas ini diharapkan bisa meningkat penghasilannya sehingga bisa mengakses perumahan komersial. Ketiga, untuk warga yang berpenghasilan maksimal Rp10 juta akan diberi hunian dengan status hak milik. Subsidi atau bantuan yang diberikan jumlahnya berkisar Rp2-3 juta/bulan sehingga kalangan ini bisa memiliki apartemen atau rumah susun yang pembayarannya dicicil dengan berbagai kemudahan.
Keempat, bagi pemilik tanah yang lahannya digunakan untuk pembangunan perumahan akan mendapat unit hunian apartemen seluas 2,5 kali dari tanah yang dimiliki. Skemanya semacam barter, tanah ditukar dengan hunian yang layak dan siap huni. Untuk merumahkan
masyarakat yang tinggal di wilayah terlarang seperti bantaran kali dan kolong jembatan Pemprov DKI akan terus membangun rusun sederhana sebanyak-banyaknya. Konsep lain yang dikembangkan adalah membangun rusun terintegari dengan pasar tradisional, sekolah, stasiun, dan pusat keramaian lainnya. Rusun sewa (Rusunawa) yang hendak dibangun pasangan petahana ini sebanyak 50 ribu unit.