Housing-Estate.com, Jakarta – Penyaluran kredit properti (KPR/KPA) tahun ini diprediksi masih belum tumbuh signifikan. Selain kondisi industri properti belum pulih dari keterpurukan, perbankan juga terus berkonsolidasi. Mereka belum jor-joran karena sebagian bank masih membenahi kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang lumayan tinggi.
“Tahun ini industri perbankan masih akan mengalami tekanan khususnya bank masih akan berkonsentrasi untuk menyelesaikan rasio kredit yang bermasalah. Tekanan perbankan dari rasio kredit bermasalah ini masih akan berlanjut di tahun 2017 walaupun cadangan permodalan industri perbankan masih cukup kuat untuk antisipasi risiko krisis perbankan,” ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan, di Jakarta, Selasa (7/3).
Tahun 2016 angka NPL perbankan meningkat 2,9 persen dan tahun ini diprediksi naik menjadi 3 persen. Kendati demikian kondisinya tetap aman karena bank punya modal cukup untuk menahan dampak negatif. Secara umum penyaluran kredit tahun lalu naik lumayan bagus. Tapi pertumbuhan kredit ini tidak diimbangi perkembangan dana pihak ketiga (DPK). Karena itu, terang Anton, sektor perbankan masih akan mengalami tekanan likuiditas yang menghambat penyaluran kredit.
“Total penyaluran kredit tahun lalu sebesar Rp4.338 triliun, tumbuh 8,2 persen. Tapi ini masih jauh dari target pemerintah dan belum cukup untuk meningkatkan growth pada tahun ini karena tekanannya masih cukup berat dari sisi DPK, kredit macet, dan likuiditas,” imbuhnya.